Bandarlampung,Beritaphoto.id
Sebulan menjelang Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) di Kalimantan Selatan, tim Atletik sebagai salah satu cabang olahraga yang diikuti Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lampung, mulai berkoordinasi teknis.21/7/2024
Nomor Lari Estafet Campuran merupakan nomor baru yang dipertandingkan di Porwanas kali ini, dan oleh karenanya harus dilakukan koordinasi teknis dan non teknis.
“Ini kali kedua kami bertemu untuk latihan bersama, namun kali ini mulai melakukan koordinasi teknik perpindahan tongkat estafet. Karena ini penting dan sangat berpengaruh pada kecepatan secara keseluruhan,” kata Suparman pelari senior SIWO PWI Lampung.
Dia mengatakan bahwa lari estafet adalah sebuah tim, maka harus ada kesesuaikan gerak pada saat pertemuan di titik tertentu.
“Karena ini campuran putra dan putri, maka secara strategi seluruh peserta pasti akan melakukan hal yang sama, yakni mengambil kesempatan berlari yang lebih cepat di sektor putra. Oleh karenanya, kami juga mulai mengatur strategi kekompakan dan ketepatan dalam distirbusi tongkat estafetnya. Jangan sampai tongkat terjatuh, atau terlepas,” tambahnya.
Sementara dua pelari putri SIWO Lampung, Novi Balga dan Delima mengakui mulai bisa merasakan bagaimana dalam lari estafet ini perlu adanya kerjasama yang sangat baik.
“Pertama-tama memang saya masih mikirin diri sendiri, yang penting bisa lari kencang. Tetapi kemudian ditambah tugas untuk menghantarkan tongkat dengan tepat. Ini juga merupakan hal baru bagi saya terutama. Tetapi saya mulai bisa menikmati keseruannya,” kata Novi usai latihan di stadion Pahoman Jumat 19 Juli 2024 petang.
Untuk tahapan selanjutnya adalah latihan individu yang harus dipertajam. “Nanti kita akan pertajam waktu masing-masing pelari, terutama putri. Karena ini penting untuk pencapaian waktu secara keseluruhan. Maka dari itu meskipun waktunya sudah sangat mepet, tetapi harus disiasati sebaik mungkin untuk mengatur waktu latihannya,” kata Parman.
Diaku bahwa saat ini untuk melakukan latihan di stadion Pahoman tidak bisa maksimal, karena di stadion tertuta di Bandarlampung itu sudah penuh dengan anggota masyarakat yang berolahraga, sehingga enam lintasan atletik yang ada di sana sudah penuh.
Dengan begitu, sangat sulit untuk bisa latihan secara proporsional di sana. “Ya sebenarnya tidak ideal di sini. Terlalu ramai dan beberapa kali kami harus menghindari orang-orang yang berolahraga di sana, meskipun sudah diimbau agar tdak menggunakan lintasan 1, tetapi tidak dihiraukan. Sehingga yaa tidak ideal untuk bisa memaksimalkan latihan kami,” ujar Pamula Putra salah satu pelari pria SIWO PWI Lampung.
Oleh karenanya, dijadwalkan akan melakukan latihan pada waktu-waktu tertentu saat stadion masih sepi atau sudah sepi.
“Kita tidak bisa berbuat apa-apa selain harus mengatur waktu kita sendiri. Sebab hari-hari biasa stadion penuh dan sama sekali tidak ideal. Maka sedang dirembug, kapan bisa latihan pada saat stadion sepi. Alternatifnya adalah pagi sekali, atau menjelang magrib, atau malam hari. Mana yang dinilai efektif dan bisa dilakukan secara bersama-sama. Karena salah satu pelari adalah warga Lampung Utara, maka waktunya harus disesuaikan,” kata Herman Afrigal, sekretaris SIWO PWI Lampung, yang memantau latihan saat itu.
Terkait target medali, Herman mengatakan bahwa Atletik memang memiliki catatan sejarah medali emas yang sangat baik di 4 Porwanas terakhir.
“Namun sejak Porwanas di Malang tahun 2022, beberapa daerah mulai melakukan rekruitmen pelari yang meskipun sempat menjadi kontroversi, namun akhirnya untuk Porwanas nanti menjadi pelari resmi Porwanas. Jadi kami hanya ingin mempersiapkan pelari sebaik-baiknya saja, semoga masih bisa mempertahankan medali emas. Dari tiga nomor tersebut, paling tidak kami targetkan 1 medali emas,” tambah Herman. (*)