Jakarta, – Beritaphoto.id
Pelaksanaan mudik Lebaran 2024 secara umum berjalan
kondusif, meskipun terdapat beberapa catatan penting sebagai evaluasi untuk
perbaikan ke depan. Banyak pihak, termasuk pengamat dan pemangku kepentingan
lainnya, mengapresiasi kolaborasi dan kerja keras seluruh stakeholder yang telah
memastikan kelancaran mudik dan arus balik pada tahun ini.
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi,
menyoroti fenomena mudik Lebaran sebagai anomali di tengah kebelumsiapan kultur
dan infrastruktur. Dia menekankan perlunya mengevaluasi kembali paradigma
terhadap mudik Lebaran dan memperkuat angkutan umum sebagai alternatif
pengganti sepeda motor, yang dianggapnya berkontribusi paling banyak terhadap
kecelakaan.
“Kami mengapresiasi kerja keras Polisi, Jasa Raharja dan semua pihak memang
pengaturan dan penyelenggaraan ini (re: mudik) sudah maksimal, harapan saya ke
depan agar lebih memperkuat angkutan umum, apakah dengan mudik gratis atau
apapun yang bisa mengangkut lebih banyak manusia, dan angkutan umum di daerah,
termasuk sepeda motor,” ujarnya, dalam halal bihalal sekaligus diskusi dan sharing
moment yang digelar di Ballroom Jasa Raharja pada Senin (24/04/2024).
Hal senada juga disampaikan Pengamat Transportasi, Darmaningtias. Menurutnya,
salah satu kunci sukses mudik tahun ini adalah kolaborasi dan koordinasi yang baik
antara semua stakeholders. Hal ini memungkinkan pengelolaan mudik dan arus balik
berjalan lancar, dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkan untuk memperlancar
pergerakan lalu lintas.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian
Perhubungan, Irjen Pol. Drs. Hendro Sugiatno, M.M., menyampaikan bahwa meskipun
tantangan dalam pergerakan kendaraan selalu ada setiap tahun, koordinasi dan
komunikasi yang baik antar lembaga telah menjadi kunci keberhasilan.
Dia juga menyoroti pentingnya penanganan tidak hanya dari sisi lalu lintas, tetapi juga
masalah sosial yang muncul selama periode mudik dan arus balik. “Kita sudah punya
sukses story, artinya ada praktik yang benar yang sudah kita dijalankan,” (jr/red)